Minggu, 14 Juni 2015

MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN

Ala Orang Kampung

Waah...Lama nggak posting hicks...Sampai banyak kotoran di dinding blog saya. Mumpung mau ramadhan, biasanya bersih-bersih. Nah, begitupun saya yang lagi bersih-bersih blog ini hehehe...

Eniwe, bicara soal menyambut bulan ramadhan, kegiatan apa yang ada di kampung kisanak sekalian?

Menyambut dan perihal yang berhubungan dengan penyambutan, ghalibnya berhubungan dengan berias dan mempercantik diri. salah satunya ya bersih-bersih tadi, ya to? semisal contoh menyambut Pak Presiden dan atau pejabat lain, pastilah ada rangkaian prosesi yang dipersiapkan guna penyambutan tersebut. Mulai dari membersihkan got, menyirami tanaman, memakai baju resmi dan macem-macem lah. ya to?

Sepertinya tak ada prosesi penyambutan yang tidak di barengi dengan rias-rias. Jika ada yang seperti itu, mungkin dia perlu makan beras plastik, biar agak tau sedikit tata krama hehehe...Alangkah hebohnya jika penyambutan tanpa ada prosesi mempercantik diri, Pak presiden datang trus pas jalan ke-blekok tanah liat di tengah jalan kan...jadi eng-ing-eng...


Di kampung, yang mungkin notabene berpenduduk mayoritas Muslim. Kedatangan bulan Ramadhan merupakan sebuah moment yang perlu diadakan penyambutan. Mulai dari bersih-bersih rumah, bersih-bersih makam saudara atau sanak yang telah meninggal, pun bersih-bersih diri sendiri. Makanya pangkas rambut agak rame menjelang puasa, apalagi menjelang lebaran, mualah buanjir, semalem hujan soale wkwkw...Adapula yang mengadakan syukuran dan kirim do'a (unggahan atau megengan). dan pelbagai macam prosesi penyambutan lain. 

Di kampung ki sanak nopo kegiatan e?

Adapun inti dari penyambutan itu adalah mempersiapkan diri. Agar layak dan siap menyongsong apa yang disambut. Kalau ramadhan ya berarti siap menjalani prosesi ramadhan.

Namun, yang aneh kui penyambutan sekarang hanya sekedar ceremonial e kisanak. Selesai ya uwis. Hari ini menyambut ramadhan, tengah ramadhan yang kother (kendor) waah ini...semoga kita tidak masuk golongan yang ini

Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan 2015 M / 1436 H Kisanak, semoga kita menjadi pribadi yang siap, layak menjadi hamba yang Muttaqin.


Kamis, 21 Mei 2015

KAMPUNGAN

Bicara tentang kebebasan
Hanyalah kata kiasan
Oceh disini oceh disana
Bisa-bisa bikin jantungan

Isi mimpi dan kata hati 
Terdengar cuma basa-basi
Jujur dibilang terlalu brani
Akhirnya gue onani

Kami butuh sedikit kebebasan
Kami butuh nafas panjang
Tanpa telanjangi harga diri orang
Hanya bicara soal kenyataan....

Suka tak suka ini cuma.. ungkapan suara hati ..
Maafkan saja kalau tak sopan
Maklum kami memang kampungan

Slank, Awal 90an

Senin, 11 Mei 2015

RODA DUA ATAU RODA GILA?

Salam Kampunganism Ki Sanak

Nganu, Kemarin hamba barusan dari kota. Ternyata hiruk pikuk kota di siang hari itu Naudzubillah min dzalik. Manusia berlalu lalang, balada sejuta wajah yang di kata mbah Donny Fattah di salah satu lagunya God Bless itu ya ini to ternyata wujudnya.

Manusia membanting tulangnya masing-masing, demi kebutuhannya, demi kecukupannya. Ada yang mbanting tulang sambil manggul beras, ada yang sambil nyetir motor, nyetir motor sambil manggul beras juga ada. Ada yang ndorong gerobak, ndorong temannya untuk berbuat jahat juga ada. 

Per-iblis siang malam, persetan malu atau cuek. Yang temping cair dan menghasilkan, kadang menerobos batas halal haram pun di lakukan..ckckc..semoga kita nggak sampe masuk golongan kui yo ki sanak.

Selain itu, kemarin hamba juga perhatikan style berkendara orang masa kini di tengah kota itu makin nggak karuan aja. Jaman dulu atau beberapa tahun lalu naik motor ya cuma pakai helm aja selesai, mbawa kelengkapan surat berkendara juga pasti.



Tapi coba ki sanak perhatikan orang berkendara roda dua di jaman sekarang ini. Ada yang goncengan 3 cewek semua [you knowlah] ada juga yang mbonceng rombong [ooh ini mamang penjual bakso]. 


Naik roda dua jaman sekarang itu nggak cukup cuma bawa helm sama surat-surat aja. Harus bawa mantel, penutup mulut biar ga kena debu, kacamata...Kacamata yang di jadiin penutup mulut juga ada yang make. Trus ada juga yang melengkapinya dengan penahan angin di dada, sarung tangan. Sarung tangan yang di jadikan penutup dada *eh

Pokoknya buanyak bangetlah aksesoris dan kelengkapan untuk berkendara roda dua di kota, apalagi kota dengan kemacetan dan polusi yang weleh-weleh gitu. 

Hamba milih pulang ke kampung aja. Naik motor atau naik sepeda pancal nggak pake kelengkapan yang sebejibun itu. Udaranya masih fresh pasalnya. Mau ikut?

Salam Kampunganism

BERINISIAL AA

Salam kampunganism ki sanak

Suseh nye idup di kampung. Berbicara soal koneksi bak berharap bertemu wulan guritno pas makan di warteg pengkolan...pfttt...

Eh, lagi santer-santernya berita soal pristususi ya? eh opo? Prostitusi kalangan atas atau apalah itu beritanya ya? Sebenernya berita "esek-esek" di kalangan high class bukan berita yang baru sik. Ki sanak pasti tau buku Jakarta Undercover mahakarya Kang Moammar Emka? Gamblang disana gambaran gimane bisnis daging apem dan sosis *ini ngomongin apa sih kisanaaak*

Emm...hamba jadi ingat salah satu penampilan kakak Abdur pas lagi di SUCI 4 Kompas TV. Nyo'i, Seperti biasa kakak abdur menampilkan tema "Ketimuran" nya, Karakter bingit [yaeyyalah secara beliau orang timur].

di salah satu set-up di depan mic nya. Kakak abdur bercerita mengenai bagaimana di Flores, melahirkan bayi adalah suatu perjalanan hidup yang begitu dekat dengan maut. ya wajar memang namanya juga melahirkan, dari jaman sebelum henpon segeda gaban ampe sekarang juga tetap segede telenan melahirkan [bersalin] adalah proses hidup mati, Namun yang di ceritakan kakak abdur hidup matinya kuadrat kisanak...ckckc...miris...

Silahkan simak di video berikut kisanak :


Eh, Ini mbahas soal prostitusi artis ber-inisial AA [yang masi abu-abu itu] atau mbahas AA Abdur Arsyad ya? hueheue...

Salam Kampunganism



Minggu, 19 April 2015

GAGAK HITAM ToA MUSHOLLA

Hi Villagers, Fine?

Sekali-kali kisanak pake bahasa Inggris. Biar agak progresif gitu, ala-ala Eropa [Walau eropa bagian pinggir].

Sebelum senja menjelang sore tadi, ToA Musholla tiba-tiba mengeluarkan nada "Kemresek" khas nya. Waktu Ashar sudah lewat, waktu magrib pun belum pada ambangnya.



"Kemresek" ToA musholla tidak pada waktu sholat yang 5 adalah misteri bagi warga kampung. Berita apakah gerangan yang akan di kumandangkan nya? Saat-saat itu rasanya bedegub-degub detak jantung [dug..dug..]. Siapakah malam ini yang akan di eleminasi *eh*.

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, Di beritahukan kepada para warga bahwasannya malam nanti di minta kesediaanya untuk berkumpul di rumah pak RT, karena ada pembahasan mengenai semenisasi jalan.
Fiuuh...*Detak jantung kembali Stabil* 

Toa Musholla, Media Informasi legendaris setelah kentongan, Bahkan lebih terkesan ada nilai-nilai religi. Namun secara utilitas tetap sama seperti kentongan bersifat broadcast message. Menyampaikan kabar kepada para khalayak. Selain utilitas utamanya sebagai penyeru waktu sholat.


Suara Toa Musholla di luar jam sholat selalu menyisipkan misteri. Karena tak jarang kabar duka di sampaikan melaluinya. Jika deru "kemresek" nya disusul suara "Innalillahi wainna ilaihi raji'un". Kabar duka lah yang dibawanya, Langit tiba-tiba menjadi  gelap, di tutupi sekawanan gagak hitam yang melayang-layang di awan [oh sory terlalu lebay]. 

Misteri tak hanya sampai disitu, siapakah gerangan nama yang kemudian tersebut setelah kalimat istirja' [Innalillahi, Red]. Siapapun nama yang disebut penduduk kampung ikut berduka, satu keluarga dari sekompatriot kampung telah dipanggil menghadap yang Kuasa.

Apakah di kampungmu juga begitu? "Kemresek" ToA di luar "waktu lima" juga mengandung misteri dan duka?

#SalamKampunganism

Sabtu, 18 April 2015

DI KAMPUNG, TAK PERLU TERIAK-TERIAK

Salam Kampunganism epribadih

Sudah makan? Jangan lupa makan...Kalau pingsan sambil mbaca tulisan ini takutnya saya yang dijadikan kambing guling dan di santap kambing hitam dan disalahkan, kan gak asyik.

Ngemeng-ngemeng soal makan, Hidup dikampung sebenernya sangat enak. Banyak pedagang lalu lalang menjajakkan dagangannya. Tak perlu telpon untuk delivery order mereka para pedangan sudah dengan sendiri nya berkeliling dan lewat di depan rumah. Kalau mau tinggal "ngadang" atau nyetopin mereka. Gak mau ya diem aja, jangan malah di begal. Jadi kasus nanti :p

Tetangga saya kemarin bilang gini pas liat iklan apartemen :

Tu orang di apartemen kalo kamarnya di lantai 17 trus pengen tahu tek-tek gimana ya? apa iya dia treak-treak dari atas? iya kalo yang jualan denger? kalo di sangka panggilan dari Tuhan jimane tu?




Ndeso memang kesannya. Tapi jika dipikir-pikir iya juga ya. Memang bisa sih delivery makanan ke apartement. Cuma hotline tahu tek-tek sekarang dimana? pfft... Kalau pun mau keluar Belum lagi naik turun lift dan ke parkiran dsb. Agak ribet memang hehe...

Maklum mindset hidup di kampung memang begitu. Konsep hunian kampung tentu berbeda dengan konsep hunian di apartement. Tingkat dan standarisasi kenyamanan orang pun berbeda-beda. Ada yang nyaman hidup dengan konsep apartemen dan adapula yang senang dengan hiruk-pikuk dan dinamika perkampungan.

Semua pilihan ada di tangan anda. Silahkan hubungi developer kami untuk memesan hunian idaman anda, sebelum kehabisan. Loh skip-skip ini kok malah jadi kayak iklan apartement gini.

Apa perlu ya ada developer dan iklan hunian ala kampung di tivi? entahlah...


Selasa, 07 April 2015

NOBAR, KONSEP NONTON DARI KAMPUNG

Kita berjumpa lagi, Lagi-lagi kita berjumpa 

Masih Bersama den bejo, Salam super [Loh]

Di era 5000 informatika seperti sekarang ini, televisi adalah sebuah barang yang niscaya ada di rumah. Jangankan dirumah, di tempat tinggal yang notabene bukan milik sendiri [nyewa, numpang mertua, ngontrak dsb] televisi pun ada, bahkan wajib ada [katanya, entah kata siapa].

"Kotak ajaib" tersebut seakan menjadi pusat gravitasi informasi. Nggak liat televisi sehari aja ketinggalan kabar seleb A, kenaikan harga bahkan kabar seleb A yang katanya harganya naik [lagi lagi entah kata siapa].

Kabar dan informasi yang disuguhkan televisi pun berbagai macam latar belakang, ada yang berlatar belakang politis [banyak bahkan], saling serang, informasi inspiratif, motivasi dan tak jarang yang berlatar belakang ratting.

Jaman dahulu, Saat televisi masih jarang. benda ini menjadi pemersatu di kampung. Karna yang punya hanya beberapa saja, atau bahkan hanya ada di tempat khusus, misalnya balai desa, pos kamling atau rumah pak lurah. Itu dulu kisanak. Jika sekarang penduduk desa berbondong-bondong ke rumah pak lurah hanya untuk melihat televisi akan jadi aneh rasanya.



Di jaman itu, Kampung dengan keberadaan televisi yang terbatas telah menggelar "nobar". Jauh sebelum cafe-cafe atau tempat keriaan jaman sekarang menghelat konsep tersebut, kampung sudah lebih dulu melakukannya...ckckck...tepuk tangan dong buat orang kampung. Bahkan nobar orang kampung pada masa itu tidak terbatas pertandingan olahraga semisal kejuaraan bulu tangkis atau sepak bola saja. Dunia dalam berita-nya TVRI berikut "Ria Jenaka" nya pun tak luput masuk list-watch untuk di-nobar kan. [yaeyyalah acaranya cuma itu-itu aja].

Kini, semua sudah berubah. Bahkan tidak perlu ada agresi dari bangsa api untuk memusnahkan "nobar" di kampung. Sepeti sudah di-singgung diatas tadi, televisi kini adalah barang yang niscaya harus ada. Jangan kan disetiap rumah, disetiap ruanganpun ada. Di ruang keluarga ada, di dapur ada, di kamar ada bukan begitu? begitu bukan? [kirim jawaban ada dengan format begitu(spasi)ya/tidak, pemenang akan di umumkan melalui run text melalui tivi yang ada di dapur].

Dulu, sekampung-pun tahu apa merk tivi milik pak lurah. Sekarang, boro-boro tahu. tempe aja sudah mahal. Rumah pak lurah sebelah manapun sudah tak tahu. 

Ada masanya sesuatu itu menjadi pemersatu, adapula masanya sesuatu tadi menjadi jurang pemisah.

Salam Kampunganism

Pages

Stats

Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 KAMPUNGANISM. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top