Selasa, 31 Maret 2015

KEPO, CARA MENJAGA STABILITAS KAMPUNG

08.43

Kita berjumpa lagi, Lagi-lagi kita bersua...

Kisanak...

Setiap mahluk pasti butuh ketenangan. Jika terusik waa...ini..ni cari gara-gara ini. Jangankan manusia, semut-pun bisa menggigit apabila di sakiti, begitupun diriku yang kau dustai skip...skip!! kok malah nyasar ke ndang-ndutan. 
Kembali ke ndang-ndutan, eh ke ketenangan. Bahkan mahluk dunia lain AKA mahluk ghaib pun bisa terusik apabila ketenangannya di rong-rong [bahasa opoo kui].

Masyarakat kampung, identik dengan masyarakat yang mudah di hasut [pfftt...enak banget kalok mengidentikkan]. Iming-iming uang menjadi salah satu pemicu dan alat pancing yang menggoyahkan. Segelintir orang mendapat keuntungan, namun kerugian di tanggung warga kampung.

Contoh saja, ada pendirian salah satu mata pencaharian oleh seorang penggede. secara prosedural pendirian sudah benar namun ternyata pada gilirannya merugikan warga, entah limbah atau lain sebagainya.

Kasus yang kerap terjadi, warga tidak dilibatkan. Wakil warga ditingkat struktural semisal RT, LURAH Atau Camat tahu-tahu sudah memberi izin+dapat uang silent. Lebih parah lagi, warga merasa seolah-olah tak kuasa melawan. Padahal pejabat-pejabat tersebut adalah wakil warga, layaknya anggota DPR yang menjadi wakil rakyat.

Di kasus lain, mungkin kehidupan bertetangga. Kekinian, gaya hidup warga semakin menjadi cuek. takut dianggap kepo dsb. "selama gak nyenggol gue, ya silahkan aja". 
Prinsip-prinsip seperti ini sebaiknya tak layak dipupuk dan disiram ditanah kampung. Kepo adalah sah!! Sekali lagi Kepo adalah sah, selama itu berada dalam jalur yang benar, menjaga stabilitas kampung.

Sudah lihat tayangan mengenai perekrutan anggota terorism di pelbagai media? Itu adalah akibat tidak menerapkan ke-kepo-an dalam bermasyaakat. Tidak menyadari bahwa stabilitas kampung sedang terancam.

Marahlah untuk menjaga ketenangan kampung anda. Masa iya kalah sama semut? Atau gak malu diketawain sama mahluk gaib? mihihihi...

Salam Kampunganism

Written by

Nggak pengen nulis komen kisanak/Nyai? Yakin? Nanti nyesel lho.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 KAMPUNGANISM. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top