Kamis, 02 April 2015

PASAR MALAM, VILLAGE'S MARKET IN THE NIGHT

10.55

Kisanak, kita berjumpa lagi, lagi-lagi kita berjumpa.

Posting kali ini Den Bejo mau mengetengahkan mengenai salah satu substansi infrastruktur ekonomi kampung bernama pasar malam [Night Market]. 

Di kampung, tempat Kisanak tinggal juga ada pasar malam? Berbahagialah kisanak. 

Pasar malam memiliki daya tarik tersendiri bagi warga kampung. apalagi yang jauh dari pusat keramaian kota. keberadaan pasar malam menjadi magnet tersendiri, Mall yang mendatangi kita, begitu kalau meminjam istilah lik minto. Bagaimana tidak? lha wong pasar yang ndatangi kita. walau toh cuma semalam. [Mungkin lagu "Cinta satu malam" itu inspirasinya dari warga kampung yang pacaran sama pedagang bawang merah di pasar malam kali ya? *halah*]

Bagi warga kampung, segalanya itu ada di pasar malam. Mau beli bawang merah ada, pakaian ada, pakaian bermotif bawang merah juga ada *eh*. Remote tivi juga ada di jual di pasar malam, cuma nggak ada yang bermotif pakaian atau bermotif bawang merah.
Jadwal pasar malam yang hanya seminggu sekali dengan durasi hanya 5-6 jam juga menjadi effort bagi warga kampung, kurang afdol kalau nggak menyambangi, walau toh sekedar lewat tp-tp aja. Ya sama-lah dengan orang kota yang ke-Mall, walau nggak beli apa-apa asal sudah tp-tp kan cukup. iya kan?

Kawula muda-mudi kampung-pun tak kalah girang. Biasanya agak malam janjiannya. iya biar gak papasan dengan si-mbok. biar gak ke-gap gitu. Gandengan dengan pasangan di pasar malam itu rasanya wuiiih pokoknya...ngeri-ngeri sedap lah. aah..kalau di Mall itu sih pemandangan umum. Sudah banyak di tivi. pingin ya? makanya ajak pasanganmu ikut gerakan bergandengan tangan di pasar malam *ini gerakan opo???* 

Jangan harap menemukan caffe atau tempat makanan cepat saji di pasar malam. Nggak ada!! Pasar malam menerapkan konsep pesta-pesta resmi ala orang Eropa, Prasmanan. Jika ingin menikmati cilok atau pentol tepung ya sambil berdiri, ala-ala eropa gitu. ada kan di tivi-tivi? Nah ya seperti itu, cuma beda makanan dan minuman aja, Mereka megang cake  dan wine. Kami pentol tepung dan es dawet. Mereka di iringi biola klasik, kami di iringi irama melayu [iya suara dari penjual cd dangdut bajakan].

Hiruk pikuk transaksi penjualannya yang terjadi pun nggak kalah dengan di 11 Wall St, New York, NY 10005, United States. Iya Wall Street. Hanya saja di pasar malam tidak menggunakan saham. Namun menggunakan sistem BON [Bayar On Next week/month]. *_*, Credit card dan ATM tida berlaku. 

Oya, Jaman dahulu sebenarnya ada XXI nya, berformat layar tancep. Namun kekinian sudah jarang. Mungkin tiangnya sudah sulit ditancapkan, mungkin. Begitu juga pasar malam dengan format ++. eiits + komedi putar, tong-setan, kereta kuda2an, bianglala dsb, maksudnya. kekinian format seperti itu sudah jarang di temui.

Semoga pasar malam selalu setia menyambangi warga desa. Hadir dan mengiringi perputaran roda. Selama wall street masih ada, pasar malam tetap buka.

Salam Kampunganism







Written by

Nggak pengen nulis komen kisanak/Nyai? Yakin? Nanti nyesel lho.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 KAMPUNGANISM. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top