Kamis, 02 April 2015

SURAT KEPADA BEGAL

09.41

                Kepada : Para Begal
                Di :
          TKP


Maaf gal, saya tidak mengucapkan salam layaknya surat lain yang membubuhkan salam sebagai prolognya [iya gal, prolog itu semacam pembukaan] UUD 45 saja ada pembukaanya. Khusus kamu sepertinya tidak perlu lah. Saya tahu kamu orangnya tidak suka basa-basi, bener kan gal? Makanya saya tidak ingin basa-basi bisu berbusa-busa berbusa-busa bisa-bisa bisu-bisu  di surat ini. Toh mungkin kamu juga tidak membacanya, saya tahu kamu sedang  berada di titik-titik operasi. Fokus mengintai calon mangsamu.

Begini gal, Beberapa hari ini aksimu menawan. Mampu meraih simpati berbagai pihak, muncul di pelbagai headline berita baik media cetak, elektronik, elektrik maupun fisik dan gesek. Namun ke-menawanan itu rupanya hanya milik kamu, namun tidak bagi kami yang berstatus sebagai [calon] objekmu.


Bengis, tak berprikemanusiaan.
Kamu manusia kan, gal? Ingin di manusiakan? Di anggap mahluk? Bukan begitu caranya. Alasan ekonomi? Apa iya yang jadi sasaranmu juga gak kenal si “ekonomi”? semua kenal dengan alasan itu gal, karena sama-sama kenal jangan-lah kemudian malah menjegal dengan cara yang seperti ini. Sama-sama cari makan gal kalo kata kang candil.

Ini sudah 2015 gal. Cara macam itu sepertinya sudah tak patut. Jangankan di kota, di kampung aja pola pikir seperti itu sudah ditanggalkan. Apa iya di daerah kamu masih menggunakan pola pikir hutan? Saya jadi ber-hayal, kenapa penebang pohon liar di hutan itu tidak sekalian membabat pola pikir yang kamu gunakan itu, daripada menebang isi hutan. -_____-

Motif mu apa sebenernya gal? Kecewa dengan keadaan? Sempit banget isi kepalamu gal, sangat sempit. Gak malu? Anak kecil aja masih tahu permisi kalau mau minta atau memohon, kamu tanpa ba-bi-bu, sluman slumun slamet begitu aja melukai korban dan merampas yang bukan hak-mu. Bahkan tak jarang nyawa melayang, ini nyawa gal!! Bukan layangan.

Panca warna tu gal, lagi mahal katanya. Bacan juga gal. Jualan batu bisa idup gal, dari pada mempertahankan pola pikir dan aktivitas jaman batu kayak yang kamu lakuin itu.

Bukan sok alim dan ceramah gal. ini soal sama-sama manusia. Kakimu keinjek orang trus tu orang cuek, Kamu pasti marah kan? Itu baru kaki yang keinjek. Atau semisal gini deh, anggota keluargamu kena copet. Copet lho gal ini, kelasnya masih di bawah kamu lho. Marah gak? Pasti kamu ga terima kan? Atau jangan-jangan kamu udah gak di terima keluargamu? Uuu tatian.

Udah deh gal. akhiri saja aksimu. Hati kecilmu pasti juga sejatinya memberontak kan? Ngaku deh…pftt..gitu aja gak mau ngakuin, pengecut ah.


Bye Pengecut!! Ngeeeeeng....wuus


Written by

Nggak pengen nulis komen kisanak/Nyai? Yakin? Nanti nyesel lho.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 KAMPUNGANISM. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top