Kepada : Para Begal
Di :
TKP
Maaf gal, saya tidak mengucapkan salam layaknya
surat lain yang membubuhkan salam sebagai prolognya [iya gal, prolog itu
semacam pembukaan] UUD 45 saja ada pembukaanya. Khusus kamu sepertinya tidak
perlu lah. Saya tahu kamu orangnya tidak suka basa-basi, bener kan gal? Makanya
saya tidak ingin basa-basi bisu berbusa-busa berbusa-busa bisa-bisa
bisu-bisu di surat ini. Toh mungkin kamu
juga tidak membacanya, saya tahu kamu sedang
berada di titik-titik operasi. Fokus mengintai calon mangsamu.
Begini gal, Beberapa hari ini aksimu menawan. Mampu
meraih simpati berbagai pihak, muncul di pelbagai headline berita baik media
cetak, elektronik, elektrik maupun fisik dan gesek. Namun ke-menawanan itu
rupanya hanya milik kamu, namun tidak bagi kami yang berstatus sebagai [calon]
objekmu.
Bengis, tak berprikemanusiaan.
Bengis, tak berprikemanusiaan.
Kamu manusia kan, gal? Ingin di manusiakan? Di anggap
mahluk? Bukan begitu caranya. Alasan ekonomi? Apa iya yang jadi sasaranmu juga
gak kenal si “ekonomi”? semua kenal dengan alasan itu gal, karena sama-sama
kenal jangan-lah kemudian malah menjegal dengan cara yang seperti ini.
Sama-sama cari makan gal kalo kata kang candil.
Ini sudah 2015 gal. Cara macam itu sepertinya sudah
tak patut. Jangankan di kota, di kampung aja pola pikir seperti itu sudah
ditanggalkan. Apa iya di daerah kamu masih menggunakan pola pikir hutan? Saya
jadi ber-hayal, kenapa penebang pohon liar di hutan itu tidak sekalian membabat
pola pikir yang kamu gunakan itu, daripada menebang isi hutan. -_____-
Motif mu apa sebenernya gal? Kecewa dengan keadaan?
Sempit banget isi kepalamu gal, sangat sempit. Gak malu? Anak kecil aja masih
tahu permisi kalau mau minta atau memohon, kamu tanpa ba-bi-bu, sluman
slumun slamet begitu aja melukai
korban dan merampas yang bukan hak-mu. Bahkan tak jarang nyawa melayang, ini nyawa gal!! Bukan layangan.
Panca warna tu gal, lagi mahal katanya. Bacan juga gal. Jualan batu bisa idup gal, dari pada mempertahankan pola pikir dan aktivitas jaman batu kayak yang kamu lakuin itu.
Panca warna tu gal, lagi mahal katanya. Bacan juga gal. Jualan batu bisa idup gal, dari pada mempertahankan pola pikir dan aktivitas jaman batu kayak yang kamu lakuin itu.
Bukan sok alim dan ceramah gal. ini soal sama-sama
manusia. Kakimu keinjek orang trus tu orang cuek, Kamu pasti marah kan? Itu
baru kaki yang keinjek. Atau semisal gini deh, anggota keluargamu kena copet. Copet
lho gal ini, kelasnya masih di bawah kamu lho. Marah gak? Pasti kamu ga terima
kan? Atau jangan-jangan kamu udah gak di terima keluargamu? Uuu tatian.
Udah deh gal. akhiri saja aksimu. Hati kecilmu
pasti juga sejatinya memberontak kan? Ngaku deh…pftt..gitu aja gak mau ngakuin,
pengecut ah.
0 komentar:
Posting Komentar