Kamis, 26 Maret 2015

CARA MENGETAHUI JAM DI KAMPUNGKU

17.35

Kita berjumpa lagi, Lagi-lagi kita bersua, Salam kampungan kakang-kakang dan ki sanak sekalian, begitu pula nyai-nyai yang membaca tulisan ini [Senyum dulu biar keliatan behel nya].

Pernahkah kisanak dan nyai bayangkan hidup di era 5000 Modern seperti sekarang ini tanpa ada penunjuk waktu seperti jam misalnya. Tanpa logika yang muluk-muluk dan asumsi yang menggunakan penelitian ilmiah pun akan di simpulkan kalok tak ada penunjuk waktu skedul dan aktivitas kisanak dan nyai sekalian akan acakdut [baca : amburadul].

Begitu urgen dan vitalnya penunjuk waktu, hingga waktu saya beli telephon genggem-pun saya riang bukan kepalang mendapat bonus jam bonus nada alarm, kalender dsb, dll, dkk, bbm, dm, pin.

Di kampung saya, yang masih belum modern-modern amat penduduknya. masih ada beberapa kalangan yang membaca waktu dengan cara-cara yang tak lazim. beliau-beliau itu tidak menggunakan jam, jangankan menggunakan punya saja nggak, kalaupun punya jam dinding itu pun batre-nya sudah tidak diganti semenjak lebaran tahun lalu.
Pak Dhe Choi Lee Kin 

Namun begitu, Beliau-beliau tetap tahu waktu dan jam. Melalui "kode" atau tanda-tanda yang ada di sekitar. Salah satunya adalah Pak-dhe Choi Lee Kin [Baca : Solikin]. Pak-dhe Choi Lee Kin ini mampu mengetahui jam melalui para pedagang yang lewat di kampung : 

  • Glodak-glodak gerobak sampah : Ba'da Subuh
  • Bulek Penjual Nasi Pecel : Jam 6 Pagi
  • Lelek Penjual Iwak ikan : Jam Setengah 8 - Jam 08.00
  • Kang Buah : Jam 10.00
  • Kang es upin-ipin [cuma 2000 lho] : Jam setengah 1
  • Pak lek Bakso yang mukul2 mangkoknya : Jam setengah 2
  • Budhe penjual bubur sum-sum : Jam 2
  • Pak lek bakso yang ngasi kode dengan kentongan : Jam setengah 3
  • Pakdhe pentol : Jam setengah 4
  • Om cilok : Senja menjelang
  • Pak lek bakso kuah kambing : Jam 7 malam
  • Mas-mas putu labu : Jam 8
  • Lek tahu tek-tek : Jam 9-setengah 10
  • Kang Nasgor : Jam 11
  • Kang Maman mukul Tiang Listrik : Jam 00.00

Melalui pedagang-pedangan keliling tersebut Pak-dhe Choi Lee Kin sudah tau waktu dan jam. Cukup dengan kode dan pertanda yang ada disekitar. Hidup memang penuh tanda, penanda dan pertanda kisanak.

Krucuuk-Krucuk di perut tanda orkestra gendhingan perut sedang perform dan menagih kucuran nasi. Ya seperti perut saya sekarang ini, Tandanya saya mau sarapan dulu yo!

Lho kok senyam senyum, lha ini tanda suka dengan tulisan ini kayaknya, coment atau share ke medsos gih kisanak!!

Salam Kampungan :)

Written by

Nggak pengen nulis komen kisanak/Nyai? Yakin? Nanti nyesel lho.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 KAMPUNGANISM. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top