Selasa, 07 April 2015

NOBAR, KONSEP NONTON DARI KAMPUNG

18.29

Kita berjumpa lagi, Lagi-lagi kita berjumpa 

Masih Bersama den bejo, Salam super [Loh]

Di era 5000 informatika seperti sekarang ini, televisi adalah sebuah barang yang niscaya ada di rumah. Jangankan dirumah, di tempat tinggal yang notabene bukan milik sendiri [nyewa, numpang mertua, ngontrak dsb] televisi pun ada, bahkan wajib ada [katanya, entah kata siapa].

"Kotak ajaib" tersebut seakan menjadi pusat gravitasi informasi. Nggak liat televisi sehari aja ketinggalan kabar seleb A, kenaikan harga bahkan kabar seleb A yang katanya harganya naik [lagi lagi entah kata siapa].

Kabar dan informasi yang disuguhkan televisi pun berbagai macam latar belakang, ada yang berlatar belakang politis [banyak bahkan], saling serang, informasi inspiratif, motivasi dan tak jarang yang berlatar belakang ratting.

Jaman dahulu, Saat televisi masih jarang. benda ini menjadi pemersatu di kampung. Karna yang punya hanya beberapa saja, atau bahkan hanya ada di tempat khusus, misalnya balai desa, pos kamling atau rumah pak lurah. Itu dulu kisanak. Jika sekarang penduduk desa berbondong-bondong ke rumah pak lurah hanya untuk melihat televisi akan jadi aneh rasanya.



Di jaman itu, Kampung dengan keberadaan televisi yang terbatas telah menggelar "nobar". Jauh sebelum cafe-cafe atau tempat keriaan jaman sekarang menghelat konsep tersebut, kampung sudah lebih dulu melakukannya...ckckck...tepuk tangan dong buat orang kampung. Bahkan nobar orang kampung pada masa itu tidak terbatas pertandingan olahraga semisal kejuaraan bulu tangkis atau sepak bola saja. Dunia dalam berita-nya TVRI berikut "Ria Jenaka" nya pun tak luput masuk list-watch untuk di-nobar kan. [yaeyyalah acaranya cuma itu-itu aja].

Kini, semua sudah berubah. Bahkan tidak perlu ada agresi dari bangsa api untuk memusnahkan "nobar" di kampung. Sepeti sudah di-singgung diatas tadi, televisi kini adalah barang yang niscaya harus ada. Jangan kan disetiap rumah, disetiap ruanganpun ada. Di ruang keluarga ada, di dapur ada, di kamar ada bukan begitu? begitu bukan? [kirim jawaban ada dengan format begitu(spasi)ya/tidak, pemenang akan di umumkan melalui run text melalui tivi yang ada di dapur].

Dulu, sekampung-pun tahu apa merk tivi milik pak lurah. Sekarang, boro-boro tahu. tempe aja sudah mahal. Rumah pak lurah sebelah manapun sudah tak tahu. 

Ada masanya sesuatu itu menjadi pemersatu, adapula masanya sesuatu tadi menjadi jurang pemisah.

Salam Kampunganism

Written by

Nggak pengen nulis komen kisanak/Nyai? Yakin? Nanti nyesel lho.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 KAMPUNGANISM. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top