Senin, 30 Maret 2015

ILMIAH SEMOGA JAYA [Bukan nama Dealer Motor]

16.51

Kita berjumpa lagi, Lagi-lagi kita bersua. Salam sepur! Eh, Salam Kampunganism.

Ki sanak-kisanak dan Nyai-Nyai yang super. Di jaman serba instan ini  tak hanya modernism yang dibutuhkan, namun perlu diiringi sikap ilmiah. Meski sejatinya untuk menjadi ilmiah tidak harus dibarengi modernisme dan atau bertujuan untuk itu.  Namun jika berbicara modernisme atau bertujuan kesitu perlu ada [harus ada] sikap ilmiah, tapi tidak sebaliknya. [Bingung? Jangan ketawa kisanak, tapi kalau kelepasan gapapa....Nah seperti yang barusan itu].

Modernisme yang melahirkan kerusakan bukanlah modernisme yang ilmiah. Bersikap Kampungan namun bertujuan mulia malah lebih pantas di katerogrikan ilmiah, Gaes. Kedudukan ilmiah dan modern harus berjalan inhern.




"If a Thief comes with a lamp, he will be able to steal more precious goods."

Berpendidikan tinggi namun tidak menjadi ilmiah yang bijaksana hanya akan menghasilkan teknologi yang tidak bermoral atau bahkan menghasilkan teknologi yang berpotensi merusak. Seorang pemuda  yang diharapkan menjadi sosok pembaharu dikampung pasca pendidikannya dikota malah merusak "tatanan" dan "nilai-nilai" kampung tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk warga kampung adalah contoh modernism tanpa diiringi ilmiah. 

Pemuda kampung[an] berpikiran modern [meski ia tidak berpendidikan tinggi] nan ilmiah adalah pemuda dengan visi dan misi kedepan yang mencerahkan. Bukan hanya sampai taraf itu, namun hingga tahap peng-eksekusian visi misi tersebut. Sesuatu yang dihasilkan [baik dengan cara modern atau tidak] namun memiliki potensi bahaya akan lebih baik jika tidak dihasilkan. Mengutip kata Kang Prie GS, Puncak sikap ilmiah itu sesungguhnya dalah kemenangan ilmu dan moral.

Kekinian, banyak kita jumpai orang-orang berpendidikan atau berjabatan yang memanfaatkan yang ia punya untuk kepentingannya sendiri. Mengabaikan hajat orang banyak. Sungguh sikap yang jauh dari kata ilmiah, lantar dimana pendidikan mereka? Jangan-jangan ada indikasi ijazah beli atau pendidikannya hanya di-jokey oleh orang lain atas namanya? hehe...

Bagi pemuda-pemudi kampung yang sedang menempuh study di luar sana. Curilah seluruh ilmu, apapun itu, rauup, teguk, timbun sebanyak-banyaknya [dengan cara yang ilmiah] bawa pulang ke kampung untuk membangun kampung-mu degan cara yang ilmiah pula.  

Kampungmu menunggu kiprahmu! Kampungmu menunggu ke-ilmiahan-mu, Semoga Jaya.



Salam Kampunganism.

Written by

Nggak pengen nulis komen kisanak/Nyai? Yakin? Nanti nyesel lho.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 KAMPUNGANISM. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top